Monday, May 15, 2006

Kisah Tukang Tempe


Ada sebuah rumah kecil di pingguran kota Bandung. Di situ ada seorang perempuan tua yang sangat taat beribadah. Pekerjaannya ialah membuat tempe dan menjualnya di pasar setiap hari. Ini merupakan satu-satunya sumber pendapatannya untuk membiayai hidupnya. Tempe yang dijualnya merupakan tempe yang dibuatnya sendiri.

Pada suatu pagi, seperti biasa, ketika beliau sedang bersiap-siap untuk pergi menjual tempenya, tiba tiba dia tersadar kalau tempe yang dibuatnya hari itu masih belum jadi, separuh jadi. Kebiasaannya tempe yang akan di jual sudah jadi sebelum pergi. Diperiksanya beberapa bungkusan yang lain. Ternyatalah memang kesemuanya belum jadi.

Perempuan tua itu merasa amat sedih sebab tempe yang masih belum menjadi pastinya tidak akan laku dan tidak akan ada rezekinya pada hari itu. Dalam suasana hatinya yang sedih, dia yang memang taat beribadah teringat akan firman Allah yang menyatakan bahawa Allah dapat melakukan apa saja yang Allah kehendaki, bahwa bagi Allah tiada yang mustahil. Lalu diapun mengangkat kedua tangannya sambil berdoa,
"Ya Allah , aku memohon kepadaMu agar kacang kedelai ini menjadi tempe.. Amin"

Begitulah doa ringkas yang dipanjatkan dengan sepenuh hatinya. Dia sangat yakin bahwa Allah pasti mengabulkan doanya. Dengan tenang perempuan tua itu menekan-nekan bungkusan bakal tempe dengan hujung jarinya dan dia pun membuka sedikit bungkusan itu untuk menyaksikan keajaiban kacang kedelai itu menjadi tempe. Namun, dia termenung seketika sebab kacang kedelai itu masih tetap. Namun dia tidak putus asa, sebaliknya berfikir mungkin doanya kurang jelas didengar oleh Tuhan. Maka dia pun mengangkat kedua tangannya semula dan berdoa lagi.
"Ya Allah, aku tahu bahwa tiada yang mustahil bagiMu. Bantulah aku supaya hari ini aku dapat menjual tempe kerana inilah mata pencarianku. Aku mohon agar jadikanlah kacang kedelaiku ini menjadi tempe , Amin".

Dengan penuh harapan dan debaran dia pun sekali lagi membuka sedikit bungkusan tu. Apakah yang terjadi? Dia termangu dan kecewa karena tempenya masih tetap begitu!!

Sementara itu matahari pun semakin meninggi sudah tentu pasar sudah mulai didatangi ramai orang. Dia tetap tidak kecewa atas doanya yang belum terkabul. Walau bagaimanapun karena keyakinannya yang sangat tinggi dia putuskan untuk tetap pergi ke pasar membawa barang jualannya itu. Perempuan tua itu pun berserah diri pada Allah dan meneruskan pergi ke pasar sambil berdoa dengan harapan apabila sampai di pasar kesemua tempenya akan masak. Dia berfikir mungkin keajaiban Tuhan akan terjadi semasa perjalanannya ke pasar. Sebelum keluar dari rumah, dia sempat mengangkat kedua tangannya untuk berdoa.
"Ya Allah, aku percaya, Engkau akan mengabulkan doaku. Sementara aku berjalan menuju ke pasar, Engkau kurniakanlah keajaiban ini buatku, jadikanlah tempe ini matang. Amin".

Lalu dia pun berangkat. Di sepanjang perjalanan dia tetap tidak lupa membaca doa di dalam hatinya. Sesampainya di pasar, segera dia meletakkan barang-barangnya. Hatinya betul-betul yakin dengan tempenya sekarang sudah jadi. Dengan hati yg berdebar-debar dia pun membuka bakulnya dan menekan-nekan dengan jarinya setiap bungkusan tempe yang ada. Perlahan-lahan dia membuka sedikit daun pembungkusnya dan melihat isinya. Apa yang terjadi? Tempenya masih belum jadi!! Dia pun kaget seketika lalu menarik nafas dalam-dalam. Dalam hatinya sudah mulai merasa sedikit kecewa dan putus asa kepada Allh karena doanya tidak dikabulkan. Dia merasakan Allah tidak adil. Allah tidak kasihan padanya, inilah satu-satunya sumber rezekinya, hasil jualan tempe. Dia akhirnya cuma duduk saja tanpa memamerkan barang jualannya sebab dia merasa bahwa tiada orang yang akan membeli tempe yang baru separuh menjadi.

Sementara itu hari pun semakin sore dan pasar sudah mulai sepi, para pembeli sudah mulai kurang. Dia melihat ke kawan-kawan sesama penjual tempe, tempe mereka sudah hampir habis. Dia tertunduk lesu seperti tidak sanggup menghadapi kenyataan bahwa hari ini tiada hasil jualan yang boleh dibawa pulang. Namun jauh di sudut hatinya masih menaruh harapan terakhir kepada Allah, pasti Allah akan menolongnya. Walaupun dia tahu bahwa pada hari itu dia tidak akan dapat pendapatan langsung, namun dia tetap berdoa buat kali terakhir,
"Ya Allah, berikanlah penyelesaian terbaik terhadap tempeku yang belum jadi ini."

Tiba-tiba dia dikejutkan dengan teguran seorang wanita.
"Maaf ya, saya ingin bertanya, Ibu ada nggak yah yang menjual tempe yang belum jadi? Dari tadi saya sudah keliling pasar ini untuk mencarinya tapi tidak dapat."

Dia termenung dan terheran-heran seketika. Hatinya terkejut sebab sejak berpuluh tahun menjual tempe, tidak pernah seorang pun pelanggannya mencari tempe yang belum jadi. Sebelum dia menjawab sapaan wanita di depannya itu, cepat-cepat dia berdoa di dalam hatinya
"Ya Allah, saat ini aku tidak mau kacang kedelai ini jadi tempe. Biarlah seperti semula, Amin".

Sebelum dia menjawab pertanyaan wanita itu, dia membuka sedikit daun penutup tempenya. Alangkah leganya dia, ternyata memang benar tempenya masih belum menjadi! Dia pun merasa gembira dalam hatinya dan bersyukur pada Tuhan. Wanita itu pun memborong habis kesemua tempenya yang belum jadi itu. Sebelum wanita tu pergi, dia sempat bertanya wanita itu,
"Mengapa mau membeli tempe yang belum jadi?" Wanita itu menerangkan bahawa anaknya yang kini berada di luar kota ingin makan tempe dari desa. Karena tempe itu akan dikirimkan ke anaknya itu jadi si ibu tadi ingin membeli tempe yang belum jadi supaya kalau sampai di tempat tinggal anaknya nanti akan menjadi tempenya yang sudah jadi. Kalau dikirimkan tempe yang sudah jadi, nanti di sana tempe itu sudah tidak bagus lagi dan rasanya pun kurang enak. Perempuan tua itu pun keheranan dan berfikir rupa-rupanya doanya sudah pun dikabulkan oleh Allah SWT...

Moral:
Pertama: Kita sering memaksakan kehendak kita kepada Allah sewaktu berdoa, padahal sebenarnya ALLAH lebih mengetahui apa yang kita perlukan dan apa yang terbaik untuk diri kita.
Kedua:. Sentiasalah berdoa dalam menjalani kehidupan sehari-hari sebagai hambaNya yang lemah. Jangan sekali-kali berputus asa terhadap apa yang dipinta. Percayalah bahwa Allah akan mengabulkan doa kita sesuai dengan rancanganNya yang mungkin di luar jangkauan kita.
Ketiga : Tiada yang mustahil bagi Allah SWT.


Sumber: Unknow

Monday, May 01, 2006

Teka-Teki



Suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya lalu beliau menanyakan sebuah Teka-Teki :

Imam Al-Ghazali : "Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini ?"
Murid 1 : "Orang tua"
Murid 2 : "Guru"
Murid 3 : "Teman"
Murid 4 : "Kaum Kerabat"
Imam Ghazali : "Semua jawaban itu benar, tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI. Sebab itu janji Allah bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati (Surah Ali-Imran:185).

Imam Ghazali : "Apa yang paling jauh dengan kita di dunia ini ?"
Murid 1 : "Negeri Cina"
Murid 2 : "Bulan"
Murid 3 : "Matahari"
Murid 4 : "Bintang-bintang"
Imam Ghazali : "Semua jawaban itu benar, tetapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini, hari esok dan hari2 yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama".

Imam Ghazali : "Apa yang paling besar di dunia ini ?"
Murid 1 : "Gunung"
Murid 2 : "Matahari"
Murid 3 : "Bumi"
Imam Ghazali : "Semua jawaban itu benar, tetapi yang paling besar sekali adalah HAWA NAFSU (Surah Al-A'raf : 179). Maka kita harus hati2 dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu kita membawa kita ke neraka. (Na'udzu billaahi min zaalikh).

Imam Ghazali : "Apa yang paling berat di dunia ini ?"
Murid 1 : "Baja"
Murid 2 : "Besi"
Murid 3 : "Gajah"
Imam Ghazali : "Semua jawaban itu benar, tetapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH (Surah : Al-Ahzab : 72). Tumbuh2an, binatang, gunung dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah Swt meminta mereka menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini, tetapi manusia dengan sombongnya berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah Swt sehingga banyak manusia masuk ke neraka karena gagal memegang amanah".

Imam Ghazali : "Apa yang paling ringan di dunia ini ?"
Murid 1 "Kapas"
Murid 2 "Angin"
Murid 3 "Debu"
Murid 4 "Daun-daun"
Imam Ghazali : "Semua jawaban itu benar, tetapi yang paling ringan sekali di dunia ini adalah MENINGGALKAN SHOLAT. Gara2 pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan sholat".

Imam Ghazali : "Apa yang paling tajam sekali di dunia ini ?"
Murid2 dengan serentak menjawab : "Pedang"
Imam Ghazali : "Itu benar, tapi yang paling tajam sekali di dunia ini adalah LIDAH MANUSIA. Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri".


Sumber: Unknow